Lewati ke konten
Idul Fitri Almalik Pababari Idul Fitri Almalik Pababari

Ini Penilaian Pengajar Pascasarjana UI Soal Ma’ruf Amin-Sandiaga Uno di Debat Cawapres

Ini Penilaian Pengajar Pascasarjana UI Soal Ma'ruf Amin-Sandiaga Uno di Debat Cawapres - Desapedia

Pengajar Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) yang juga senior researcher Center for Innovation and Governance (CIGO) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI, Bagus Aryo, Ph.D - (dok)

Jakarta, desapedia.id – Pengajar Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) yang juga senior researcher Center for Innovation and Governance (CIGO) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI, Bagus Aryo, Ph.D memberikan penilaiannya soal kesejahteraan sosial terutama di bidang pendidikan dan kesehatan yang menjadi materi debat calon wakil presiden (Cawapres) pada Minggu (17/3/2019) malam.

Menurut Bagus, Cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin cukup menguasai materi debat. “Kita juga patut mengapresiasi kebugaran Kyai Ma’ruf Amin yang mampu bertahan sekitar dua jam lebih untuk berdebat,” kata Bagus saat dihubungi Desapedia.id, di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Dia menilai, program yang ditawarkan Ma’ruf Amin terkait dengan pembangunan kesejahteraan dan kesehatan secara umum masih normatif dengan melanjutkan apa yang telah dilakukan selama 5 tahun Pemerintahan Jokowi-JK.

“Pendidikan ada link and match dan usulan revitalisasi SMK dan balai latihan kerja ini untuk menyasar mayoritas pengangguran yg berasal dari SMK. Dan bila berhasil dieksekusi bisa mengurangi jumlah pengangguran,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Bagus, untuk bidang kesehatan, Ma’ruf Amin lebih membeberkan data jangkauan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berjumlah 215 juta orang dengan 96,8 juta merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI).

“Disayangkan tidak membahas kualitas pelayanan karena tidak akan memberikan dampak bila masih berada pada konsidi seperti sekarang ini, yaitu defisit pembiayaan BPJS, kekurangan obat, antrian yg panjang, dan sebagainya,” ucap Bagus.

Sementara untuk Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno, Bagus menilai, Sandi ketika debat boleh dikatakan energik dan fokus pada solusi permasalahan yang lebih dalam dan konkrit.

Di bidang kesehatan, lanjutnya, Sandi memprioritaskan kualitas layanan bagi pengguna JKN dengan memfokuskan mengatasi defisit pembiayaannya. “Sandi berkomitmen akan mengatasi keluhan-keluhan dari pengguna BPJS, dan secepatnya dalam 200 hari setelah dilantik bisa mengatasi persoalan tersebut, diawali dengan penuntasan defisit pembiayaan,” kata Bagus.

Sedangkan di bidang pendidikan, Sandi menyorot masalah kurikulum, kemudian kesejahteraan dan kualitas guru yang dapat menunjang lulusan yang berkualitas sehingga memudahkan masuk ke dunia kerja. “Ditambah penyelesaian status guru honorer dan hubungan yang erat antara dunia pendidikan dan industri atau dunia usaha dan peran pemerintah,” terang Bagus.

Terlepas dari pemaparan dua cawapres tersebut, Bagus mengungkapkan tantangan dan peluang Indonesia ke depan dalam membangun kesejahteraan sosial rakyatnya.

Menurut Bagus, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS), United Nations Population Fund (UNFPA) memproyeksikan penduduk Indonesia tahun 2030 berjumlah 294 juta orang.

Hal ini, kata Bagus, merupakan tantangan tersendiri untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia sehat dan terdidik, serta mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau.

“Selain itu harus menghubungkan antara pendidikan dan dunia kerja sehingga dapat menekan angka pengangguran dan tercipta kesejahteraan sosial bagi semua,” pungkasnya. (Red)

Scroll To Top