Jakarta, desapedia.id – Dalam Rapat Kerja bersama Komite IV Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang digelar Selasa (2/9/2024) lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan perbaikan.
Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pusat Statistik, Dr. Eng. Imam Machdi, M.T., memberikan penjelasannya.
“Meski demikian, tingkat kemiskinan dan pengangguran masih menjadi perhatian utama. Tingkat kemiskinan nasional pada Maret 2024 turun menjadi 9,03%, sedangkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2024 menurun menjadi 4,82%. Kendati ada penurunan, disparitas antar wilayah tetap menjadi tantangan, dengan beberapa provinsi menunjukkan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang lebih tinggi dari rata-rata nasional,” jelas Dr. Eng. Imam Machdi, M.T.
Selain itu, lanjutnya, laju inflasi tahunan hingga Agustus 2024 tercatat berada di level 2,12%, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang utama inflasi.
Imam mengatakan, BPS menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap pergerakan harga komoditas pangan yang sangat dipengaruhi oleh sisi suplai.
Di sisi lain, BPS juga melaporkan peningkatan dalam pencapaian sejumlah indikator ekonomi dan sosial lainnya, seperti penurunan kemiskinan ekstrem di beberapa provinsi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di wilayah-wilayah yang sebelumnya tertinggal.
Namun demikian, BPS juga menyoroti perlunya peningkatan dalam beberapa sektor, terutama terkait akses pelayanan dasar dan kecukupan pangan yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia.
Tantangan lain yang dihadapi adalah persiapan memasuki periode penuaan penduduk (ageing population) yang semakin mendekat bagi beberapa provinsi.
Imam menambahkan, BPS terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas data dan penyelenggaraan statistik sektoral melalui berbagai inisiatif, termasuk implementasi Satu Data Indonesia yang bertujuan mendukung perencanaan dan pengendalian pembangunan nasional secara lebih efektif dan akurat. (Red)