Pemerintah melalui Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus melakukan sosialisasi Program Desa Pancasila yang diharapkan dapat membumikan nilai-nilai Pancasila hingga desa–desa terpencil.
Desa pancasila sesungguhnya merupakan sebagai identitas budaya toleransi antar umat beragama. Program Desa Pancasila ini merupakan jalan untuk menghadapi beragam ancaman nyata yang dihadapi masyarakat terutama desa dan mendorong kemajuan desa berbasis potensi lokal.
Warga desa diharapkan memiliki karakter Pancasila paling tidak dicirikan dengan mengakui, menghargai dan memperkuat dan memelihara pluralisme, memanusiakan manusia, menjaga persatuan, mengedepankan musyawarah untuk kepentingan bersama dan berorientasi mewujudkan keadilan.
Alih–alih sebagai upaya meningkatkan daya tahan setiap desa dari ancaman radikalisme dan intoleransi, dalam perkembangannya kini Desa Pancasila malah lebih berkembang lagi yaitu menjadi Desa Wisata dengan obyek wisatanya bukan saja keindahan alam desa tersebut, melainkan juga wisata religi, kesenian dan kebudayaan yang turur memperkuat ekonomi lokal desa tersebut.
Namun demikian, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi oleh Desa dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.
Sebut saja dampak negatif teknologi informasi di desa, tata kelola pemerintahan desa yang belum mencerminkan nilai-nilai Pancasila sampai pada maraknya praktek korupsi di desa.
Narasumber
- Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
- Khusyairi, Kepala Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan
- Moktar Arunde Parapaga, Wakil Bupati Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
- Dr. Jeanne Noveline Tedja, Dosen Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Nasional
Host:
Iwan Sulaiman Soelasno, Pendiri DESAPEDIA.ID
