Lewati ke konten
Idul Fitri Almalik Pababari Idul Fitri Almalik Pababari

Penggunaan Dana Desa untuk Covid–19 Mencapai Rp 2,59 T, Pegiat Desa: Masih Belum Memuaskan, Butuh ‘Kerelawanan’ Pemda untuk Bantu Percepat BLT

Penggunaan Dana Desa untuk Covid–19 Mencapai Rp 2,59 T, Pegiat Desa: Masih Belum Memuaskan, Butuh 'Kerelawanan' Pemda untuk Bantu Percepat BLT - Desapedia

Pembagian BLT Dana Desa Tahap II Oleh Pemdes Kedai Durian, Kecamatan Deli Tua, Deli Serdang (Foto Papdesi)

Jakarta, desapedia.id – Dalam konferensi pers Rabu (20/5) lalu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) mengungkapkan, dana desa sudah dipakai untuk desa tanggap Covid-19 atau Relawan Desa Lawan Covid-19 mencapai Rp2,59 Triliun.

“Ini relatif kecil dengan jumlah desa 74.953,” kata Gus Menteri, sapaan akrabnya.

Hal ini, Mendes PDTT melanjutkan, menunjukkan bahwa penanganan Covid-19 di tingkat desa cukup efisien dan efektif karena skalanya kecil. Pemetaannya tidak terlalu kompleks, zonasinya mudah dicermati secara lebih massif. Fokusnya tidak lagi bicara wilayah tapi bisa bicara orang atau warga.

Untuk itu, Menteri Desa yakin penanganan Covid-19 akan lebih bagus lagi nantinya. Misalnya nanti, Pemerintah sudah mengambil langkah-langkah yang kondusif, konstruktif kemudian langkah pemulihan akan sangat bagus jika difokuskan di desa.

Menanggapi hal itu, Pegiat Desa yang juga Board of Director Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro), Rohidin Sudarno kepada desapedia.id pada Jumat (22/5) menjelaskan, bandingkannya mudah saja, jika baru 10 provinsi yang sudah menyalurkan, maka masih ada 24 provinsi lagi yang belum, belum lagi jika proporsinya adalah jumlah desa, masih belum memuaskan terutama untuk provinsi–provinsi di Pulau Jawa.

“Maka menurut saya ini masih kecil. Saya usulkan sebaiknya Kemendes PDTT membentuk task force sebagai upaya mempercepat. Karena janjinya sebelum lebaran. Task force dimaksud bisa melibatkan Kementerian/Lembaga atau instansi lain. Task force bisa mengidentifikasi penyebab terhambatnya BLT Dana Desa agar rantai penyaluran bisa diidentifikasi cepat dan dicarikan solusi menyangkut bottleneck segera, di titik mana penyaluran terhambat Ini sudah mendekati lebaran. Bahkan desa sudah ada menggelar musdessus, tetapi masih banyak hambatan”, ungkapnya.

Pemda kini mendapat sorotan tajam dari lambannya penyaluran BLT yang bersumber dari Dana Desa. terkait hal ini, Rohidin mengusulkan agar pelibatan Pemda juga setidaknya ada “apresiasi” yg bisa diberikan ke Pemda.

Bagi Rohidin, peran Pemda sangatlah vital dalam membantu “mengurai” masalah di wilayahnya, karena bagaimanapun BLT Desa sangat membantu dalam kondisi Covid-19. Meskipun hal ini sifatnya sementara. Namun demikian, tantangan terbesar adalah pasca BLT, bagaimana arah perekonomian di Desa bisa kembali ‘bergeliat’.

Menurutnya, “tantangan” utama adalah “kerelawanan” Pemda dalam mendukung percepatan penyaluran dengan pelibatan struktural dan upaya menguatkan aspek legal yang dibutuhkan di tingkat daerah.

“Kerelawanan” yang dimaksud bisa dipahami karena Pemda dalam situasi pandemi banyak juga hal yang harus dilakukan. Maka disinilah kepemimpinan daerah turut menentukan”, tegas Rohidin. (Red)

Scroll To Top