Jakarta, desapedia.id – Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) meminta Pemerintah untuk memperbaiki kualitas infrastruktur pendidikan khususnya ruang kelas sekolah yang rentan menimbulkan kecelakaan di daerah saat ini.
Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Sultan, ruang kelas yang mengalami peningkatan kerusakan tertinggi berada di jenjang SD. Tercatat ada 60,60% ruang kelas SD dalam kondisi rusak ringan atau sedang pada tahun ajaran 2021/2022.
Angka tersebut lebih tinggi 3,47% poin dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 57,13%. Dan dipastikan akan terus mengalami peningkatan jika tidak segera ditangani secara serius.
“Untuk menunjang terwujudnya proses pendidikan dan pembangunan kualitas generasi muda, kita membutuhkan sarana dan infrastruktur pendidikan yang layak dan ramah anak. Pada momentum hari pendidikan Nasional kali ini, kami ingin pemerintah baik pusat maupun daerah untuk segera mendata dan melakukan uji kelayakan terhadap fisik bangunan sekolah di setiap daerah”, ujar Sultan melalui keterangan resminya pada Rabu (04/05).
Menurutnya, saat ini kondisi fisik bangunan sekolah khususnya sekolah dasar di daerah banyak yang mengalami penurunan kualitas. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi peserta didik jika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa bumi dan lainnya.
“Oleh karena itu, Posisi geografis Indonesia yang rawan terjadi bencana alam harus menjadi pertimbangan utama dalam merencanakannya struktur fisik bangunan sekolah. Dan hampir semua sekolah SD kita merupakan sekolah dengan usia yang mendekati atau bahkan melampaui usia standar fisik bangunan untuk dipugar”, tegas mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.
Lebih lanjut, senator Sultan mendorong Pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk perbaikan infrastruktur pendidikan.
Selama ini anggaran pendidikan hanya fokus dialokasikan untuk beasiswa LPDP, anggaran untuk dana abadi, penelitian, kebudayaan, perguruan tinggi dan juga untuk pesantren.
SD Negeri di Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang ambruk menjadi bukti kerentanan fisik bangunan sekolah.
Ambruknya atap disebabkan hujan deras serta angin kencang yang beberapa hari terakhir melanda wilayah Kabupaten Indramayu pada Selasa (28/2/2023) lalu. (Red)