Lewati ke konten
Idul Fitri Almalik Pababari Idul Fitri Almalik Pababari

Saweran, Tradisi Warga Rawa Pisang Bekasi Usai Lebaran Idul Fitri

Saweran, Tradisi Warga Rawa Pisang Bekasi Usai Lebaran Idul Fitri - Desapedia

Tradisi saweran atau menyebar uang receh di Kampung Rawa Pisang RT 003/ RW 02, Desa Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi (desapedia.id)

Seusai merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, warga di Kampung Rawa Pisang RT 003/ RW 02, Desa Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menggelar tradisi saweran atau menyebar uang receh.

Mak Kucit, salah satu sesepuh Kampung Rawa Pisang, menjelaskan, tradisi itu sudah dilakukan sejak lama dan menjadi sebuah pesta masyarakat di Kampung Rawa Pisang.

“Sudah lama menjadi adat istiadat warga di sini (Kampung Rawa Pisang),” ujar Mak Kucit.

Kegiatan saweran dimulai dengan pengajian mengirimkan do’a- do’a kepada arwah orang tua, para leluhur dan para saudara yang telah meninggal. “Do’a-do’a juga untuk yang semua yang masih hidup, agar senantiasa di berikan kesehatan, keselamatan dan diberikan rezeki yang berlimpah ruah, serta diberikan kemudahan dalam segala hal,” terang Mak Kucit.

Kemudian, usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan membakar petasan. Tujuannya, agar masyarakat yang belum berkumpul dapat segera datang. Selain itu juga sebagai suatu lambang kemeriahan serta kegembiraan bahwa pesta masyarakat Rawa Pisang sedang berlangsung.

Setelah itu, barulah saweran uang receh dilaksanakan. “Makna saweran ini selain untuk berbagi kepada sesama warga, juga agar para saudara-saudara serta kerabat dapat berkumpul dalam keceriaan, mempererat jalinan tali silahturahmi untuk persaudaraan,” kata Mak Kucit.

Saweran, Tradisi Warga Rawa Pisang Bekasi Usai Lebaran Idul Fitri - Desapedia
Panitia acara tradisi saweran di Kampung Rawa Pisang, Kabupaten Bekasi (desapedia.id)

Dia menambahkan, tradisi sawer uang receh ini diharapkan dapat terus dipertahankan. Sebab, menurut Mak Kucit, kegiatan itu banyak terdapat nilai-nilai kebersamaan, kekompakan, rasa persaudaraan yang sangat kuat.

Sementara itu, Bapak Deri, salah satu panitia dan tim sukses acara mengucap syukur atas terlaksananya tradisi saweran pada tahun ini. “Alhamdulillah uang receh yang terkumpul sekitar Rp12 juta-an,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, uang receh tersebut di dapatkan dari sanak saudara dan juga tim sukses yang dilakukan secara menabung hampir 1 tahun di dalam sebuah galon air besar yang berukuran 19 liter.

“Untuk membeli petasan uang yang di keluarkan sebanyak Rp1.500.000. Dan untuk saweran atau mengaur uang nilai nya sebanyak Rp10.500.000. Jadi total uang semuanya berkisar kurang lebih Rp12 juta-an,” terangnya.

Mak Hj Nanung, sesepuh warga Kampung Rawa Pisang yang juga merupakan anak tertua dari almarhum Bapak Namat bin Dipling ikut mengucap syukur karena warga begitu antusias terhadap kegiatan saweran tersebut.

“Untuk tahun ini yang menghadiri acara sawer uang mencapai ratusan orang. Artinya lebih banyak tahun sekarang di bandingkan tahun lalu yang hanya mencapai puluhan orang saja,” katanya.

Dia berharap agar tahun depan acara saweran dapat berjalan lebih meriah. “Dan terpenting, adanya kegiatan ini dapat menjaga kekompakan serta selalu menjalin silahturrahmi dalam persaudaraan,” tutupnya. (Zam)

Scroll To Top