Lewati ke konten

Masukan Pakar IPB untuk RUU BUMDes

BUMDes

Ilustrasi BUMDes. (Ist)

Jakarta, desapedia.id – Praktisi Sosiologi Pedesaan dan Ekonomi Politik Lokal dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Sofyan Syaf menjelaskan bahwa BUMDes  belum menjadi fokus bagi gerakan ekonomi kerakyatan dikarenakan beberapa hal, seperti rendahnya kualitas sumber daya manusia di pedesaan, tidak didukung dengan perencanaan bisnis berbasis data presisi dan keberadaan BUMDes yang belum mampu mengubah mindset generasi muda.

“Akibatnya BUMDes tidak mampu membuat desa menjadi berdaya, karena kehadirannya tidak berpijak pada kekuatan livelihood warga desa. Yang terjadi justru laju pembangunan pertanian dan desa melambat,” ujarnya.

Pendapat tersebut disampaikan saat diundang sebagai narasumber pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Panitia Perancang Undang – Undang Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (PPUU DPD RI) yang berencana akan menyusun Rancangan Undang – Undang (RUU) tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB ini menilai fokus yang seharusnya didorong oleh DPD RI dalam pembahasan RUU BUMDes adalah mendorong pengembangan BUMDes ke arah ekonomi produktif, dimulai dengan pembenahan dari sektor hulu, onfarm hingga hilir. Memanfaatkan pemuda desa untuk manajerial juga merupakan kebutuhan yang mendesak.

“Pendidikan vokasi sangat dibutuhkan guna membangun kemampuan teknis mengelola usaha, mengetahui nilai ekonomi desa dan peluang bisnis serta kemampuan membangun kerjasama antar desa, dan transfer pengetahuan kepada pemuda desa,” tambahnya.  (Red)

Scroll To Top