Jakarta, desapedia.id – Diawal minggu ini (21/12), Buku SDGs Desa karya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar diluncurkan oleh penerbit Yayasan Obor Indonesia secara virtual.
Gagasan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan muncul terkait adanya Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah ditentukan PBB. Dari SDGs global itu, di Indonesia diterapkan dengan adanya Perpres nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Kemudian Kemendes PDTT dibawah kepemimpinan Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar menghadirkan kebijakan SDGs Desa yang terdapat 18 tujuan yang akan dicapai dari SDGs Desa tersebut. ditambahkan satu tujuan yang diraih guna menjamin agar pembangunan desa tak mengabaikan aspek kultural dan keagamaan.
Adapun 18 poin SDGs desa yakni pertama desa tanpa kemiskinan, kedua desa tanpa kelaparan, ketiga desa sehat dan sejahtera, keempat pendidikan desa berkualitas, kelima keterlibatan perempuan desa, keenam desa layak air bersih dan sanitasi, ketujuh desa berenergi bersih dan terbarukan, kedelapan pertumbuhan ekonomi desa merata, kesembilan infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan.
Selanjutnya yang kesepuluh desa tanpa kesenjangan, kesebelas kawasan permukiman desa aman dan nyaman, kedua belas konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan, ketiga belas desa tangkap perubahan iklim, keempat belas desa peduli lingkungan laut, kelima belas desa peduli lingkungan darat, keenam belas desa damai berkeadilan, ketujuh belas kemitraan untuk pembangunan desa dan kedelapan belas kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaftif.
Ketua Umum DPP Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) yang juga Kepala Desa Ngrapah, Kabupaten Semarang, Hj. Wargiyati dan Ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Provinsi Sulawesi Utara yang juga Kepala Desa Bilalang Satu, Kota Kotamobagu, Hj. Badriyah ini memberikan apresiasinya kepada Gus Menteri, sapaan akrab Mendes PDTT Abdul Halim, terkait peluncuran buku tentang SDGs Desa.
Menurut Wargiyati, kehadiran buku tentang SDGs Desa karya Gus Menteri ini memang sangat dinantikan para Kepala Desa disaat memasuki tahun 2021 ini.
“Prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2021 mengacu pada tujuan dan target SDGs Desa. kami di Papdesi yakin buku ini akan menambah informasi, referensi dan pengetahuan kami tentang SDGs Desa”, tegas Wargiyati.
Sementara itu, Badriyah dalam sambungan telponnya dengan desapedia.id pada Sabtu (26/12), mengatakan buku SDGs Desa karya Gus Menteri hendaknya didistribusikan segera kepada Kades–Kades yang belum mendapat sosialisasi dan pelatihan mengenai SDGs Desa seperti dirinya dan Kades lainnya di Sulawesi Utara.
“SDGs Desa juga mendorong keterlibatan perempuan, sama dengan SDGs. Kami apresiasi Pak Mendes”, ujar Badriyah.
Saat peluncuran buku secara virtual tersebut dilakukan, Ketua Yayasan Obor Indonesia Kartini Nurdin juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Abdul Halim Iskandar yang telah menerbitkan buku hasil karya tulisnya di Yayasan Obor Indonesia.
“Buku SDGs desa yang ditulis gus menteri ini merupakan konsep dan pemikiran pembangunan desa. Buku ini merupakan seri pertama trilogi dari SDGs desa, untuk seri berikutnya akan terbit kemudian,” kata Kartini dalam peluncuran buku SDGs Desa seri pertama tentang percepatan pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan.
Diakuinya, bahwa dalam menangani Jumlah 74.953 desa dengan wilayah yang begitu luas di Indonesia tidak begitu mudah. Dibutuhkan perencanaan yang matang karena mencakup beberapa aspek kehidupan diantaranya sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan.
“Dan ini yang perlu kerjasama, bahu membahu dengan berbagai pihak yang terkait. Apalagi, desa memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Terwujudnya pembangunan nasional jika desa maju dan beberapa tahun ini sudah dimulai pembenahannya oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,” katanya.
Gagasan SDGs Desa, menurut Menteri Desa PDTT karena adanya permasalahan yang cukup lama dihadapi oleh desa yakni terkait arah pembangunan didesa yang dinilai masih belum jelas arah tujuan pembangunannya.
“Akhirnya saya yakin bahwa kita akan menemukan satu model yang bisa dijadikan oleh para kepala desa, pegiat desa, aktivis pembangunan desa dan lainnya untuk menentukan arah tujuan pasti desa ini mau dibawa kemana dengan munculnya gagasan SDGs Desa,” katanya. (Red)