Lewati ke konten
Idul Fitri Almalik Pababari Idul Fitri Almalik Pababari

Endang S. Nasidi: Siap Membawa Perubahan untuk Desa Tambun

Endang S. Nasidi: Siap Membawa Perubahan untuk Desa Tambun - Desapedia

Calon Kades Tambun, Endang S. Nasidi

Bekasi, desapedia.id – Masyarakat Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akan mencari pemimpin baru melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada 26 Agustus 2018 mendatang.

Pilkades di Desa Tambun resmi diikuti empat kandidat. Salah satu kandidat yang cukup diunggulkan yaitu Endang S. Nasidi. Endang, begitu ia biasa disapa, merupakan Ketua Karang Taruna Desa Tambun.

Di bawah komando Endang, banyak keberhasilan yang dicapai Karang Taruna Desa Tambun. Keberhasilannya itu menjadi nilai lebih bagi Endang saat mencalonkan diri sebagai Kades Tambun. Tak heran, Endang banyak mendapat dukungan dari tokoh dan masyarakat setempat. Majunya pria kelahiran tahun 1978 ini, diharapkan mampu membawa perubahan bagi kemajuan Desa Tambun.

Di mata warga, Endang dikenal sebagai tokoh pemuda yang tegas, cerdas, berjiwa jiwa sosial tinggi, dan merakyat. “Desa Tambun membutuhkan sosok Bang Endang. Beliau memiliki kapasitas dan layak untuk memimpin Desa Tambun,” ungkap warga setempat.

Hal yang sama diungkapkan warga lainnya. “Masyarakat tidak butuh janji dan mulut manis, tapi pada kenyataannya hanya mementingkan kepentingan pribadi. Karena itu, Bang Endang menjadi solusi terbaik bagi masyarakat yang ingin mencari pemimpin yang bekerja nyata dan membela kepentingan warganya,” katanya.

Ada juga warga lainnya yang mengatakan, “sebagai ketua karang taruna saja, Bang Endang sudah memberikan kontribusi bagi masyarakat dengan banyaknya warga yang mendapatkan pekerjaaan. Terlebih lagi jika nanti dia bisa naik menjadi Kades Tambun, kami yakin Desa Tambun semakin berkembang dan maju, serta masyarakatnya dapat hidup sejahtera.”

Ungkapan dari warga Desa Tambun tersebut memang tak berlebihan. Kepada desapedia.id, belum lama ini, Endang mengatakan, selama menahkodai Karang Taruna Desa Tambun, dirinya mampu mempekerjakan sekitar 300 orang warganya. “Mereka disalurkan kerja ke perusahaan-perusahaan swasta yang ada di Desa Tambun,” terang Endang.

Tak berbangga diri, dia mengakui, kewenangannya sebagai ketua karang taruna masih terbatas untuk lebih mengabdi kepada masyarakat. Karena itu, agar lebih memberikan manfaat secara luas kepada masyarakat, Endang mencalonkan diri sebagai Kades Tambun. “Kewenangan Kades lebih besar, sehingga bisa lebih konkret untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Desa Tambun,” terangnya.

Terkait pencalonannya sebagai Kades Tambun, Endang mengatakan, Seorang calon Kades tak perlu banyak mengumbar janji atau visi dan misi. “Kades itu saat dilantik bersumpah di hadapan bupati dan bekerjanya sudah diatur oleh undang-undang. Jadi ngejalanin itu saja sudah cukup,” tegas Endang.

Meski begitu, Endang memaparkan inovasi dari programnya sebagai calon Kades Tambun. Dia bertekad akan membuat perubahan yang lebih baik bagi kemajuan Desa Tambun.

Dari kacamata Endang, bicara Desa Tambun tidak sekedar bicara pembangunan fisik. Tapi juga pembangunan sumber daya manusia (SDM)-nya, dan secara ekonominya juga harus terbangun.

“Gedungnya megah, jalannya baik, sementara pengangguran dan pelayanannya tidak baik, itu tidak termasuk berhasil menurut saya. Jadi keberhasilan suatu tempat itu tolak ukurnya berhasil secara ekonomi. Setelah itu baru mengikuti pembangunan fisik dan lainnya,” terang Endang.

Lebih jelasnya ada beberapa program yang akan dilakukan Endang jika nanti terpilih sebagai Kades Tambun.

Pertama, mempermudah dan menggratiskan administrasi kependudukan. “Pelayanan desa harus memuaskan. Untuk itu SDM dan sistem bekerja para pegawai desa harus dirubah. Artinya, mengembalikan ke aturan yang benar,” tegas Endang.

Kedua, mengangkat ekonomi masyarakat Desa Tambun. Menurut Endang, ada sekitar dua ratus lebih perusahaan yang ada di Tambun, dan seratus perusahaan merupakan perusahaan besar. “Kita harus dapat bekerjasama dengan mereka agar masyarakat Desa Tambun dapat bekerja di kampungnya sendiri.”

Teknisnya, ketua RT akan mendata semua warga yang masih menganggur di wilayahnya. Setelah data terkumpul, pihak desa akan bermediasi dengan semua perusahaan yang ada di Tambun.

“Selanjutnya akan dibahas seperti apa tanggung jawab pengusaha yang ada di Desa Tambun agar turut serta mengentaskan pengangguran. Lalu akan ada MoU (perjanjian kerjasama) dan juga dibuat kesepakatan. Nantinya warga dapat diterima sebagai karyawan, tapi sebelumnya mungkin melalui pelatihan dari pihak perusahaan. Dengan begitu, warga dapat bekerja, dan perusahaan bisa mendapatkan karyawan yang baik,” tutur Endang.

Dia menambahkan, tidak akan memaksakan pekerja ke pihak perusahaan sehingga mereka tidak nyaman. Karena itu, pentingnya pelatihan mental bekerja yang baik bagi warganya yang ingin bekerja.

“Kalau mental bekerjanya sudah bagus, dilempar ke perusahaan manapun akan diterima dengan baik. Jangan sampai ada pekerja yang arogan sehingga bisa merusak tatanan manajemen perusahaan,” tegasnya.

Selain itu, Endang juga bertekad akan memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Bumdes itu jelas milik desa, yang artinya dikelola oleh desa. Karena itu Bumdes harus dapat mengkaryakan masyarakat setempat bukan warga luar,” tegasnya.

Dengan kehadiran BUMDes, harusnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat terbantu. Misalnya, BUMDes dapat menyuplai barang ke warung kecil yang dimiliki warga. Nah, nanti warga dapat mencicil pembayaran dari barang yang sudah dibelinya dari BUMDes. Dan sebagai catatan, harga barang yang dijual di BUMDes juga dibuat murah. “Yang penting masih ada keuntungan sedikit agar BUMDesnya bisa berjalan,” ucap Endang.

Contoh lainnya, BUMDes juga dapat memasarkan produk UMKM, baik itu produk makanan, kerajinan tangan, atau lainnya.

Ketiga, di bidang kesehatan, Endang tak ingin ada istilah “si miskin tak boleh sakit”. Dia ingin, semua masyarakat Desa Tambun yang sakit mendapat perawatan dan pengobatan yang baik. Jadi, masyarakat yang kurang mampu yang terdaftar sebagai anggota Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa dicover oleh APBD Kabupaten Bekasi. “Nanti pihak desa yang mengurus,” tegas Endang.

Meski begitu, dia menekankan, “Jika ekonomi warga baik, maka pikirannya jadi baik, makannya teratur, badannya sehat, dan sakitnya berkurang. Jadi balik lagi, sektor ekonomi harus menjadi prioritas,” ucapnya.

Keempat, transparan terhadap semua anggaran yang dikucurkan untuk pemerintah desa. “Masyarakat harus tahu semuanya, baik itu dana desa dari pemerintah pusat, alokasi dana desa dari kabupaten, ataupun dana bantuan dari provinsi. Nantinya bisa kita tempel laporannya di pusat-pusat informasi desa, misalnya di kantor desa, pos kamling atau lainnya,” jelas Endang.

Singkatnya, Endang berkomitmen akan mewujudkan Desa Tambun menjadi desa yang maju, dan sejahtera masyarakatnya. (Red)

Scroll To Top